Senin, 20 Mei 2013

perang obor tegal sambi warisan leluhur yang lestari hingga kini

Indonesia memang kaya akan budaya, salah satunya adalah perang obor tegal sambi jepara ya itulah salah satu warisan leluhur turun temurun yang sampai sekarang masih di lestarikan sampai saat ini.malam itu suasana di perempatan desa tegal sambi kecamatan tahunan mendadak ramai.dari anak kecil sampai bapak yang sudah tua ikut memadati di perempatan tegal sambi yang sesak, berhimpit himpitan, panas, menegangkan. itulah gambaran ketika saya berada di sana.karena malam itu perang obor salah satu upacara tradisional khususnya bagi warga tegal sambi jepara akan dilangsungkan.selain perang obor pentas wayang kulit pun di pentaskan semalam suntuk di balai desa tegal sambi. perang obor ini di adakan pada setahu sekali biasanya di gelar pada hari senin pahing malam selasa pon di saat pasca panen atau sepuluh hari di bulan Dzulhijjah,namun untuk tahun ini agak  telat.sebelum upacara perang obor di gelar pada siang harinya kepala desa dan segenap tokoh warga tegal sambi melakukan ziarah kubur ke tempat makam leluhur desa tegal sambi dan di teruskan dengan membaca doa doa dan ayat ayat suci al quran.sebelum api obor di sulut pusaka desa dan uborampe peralatan perang obor berupa daun kelapa kering yang sudah di gulung gulung di arak oleh kepala desa di iringi pamong atau perangkat desa menuju perempatan tegal sambi untuk melakukan ritual doa bersama agar di beri kelancaran saat perang obor di gelar.

                                 ''  ritual doa bersama saat berada di perempatan desa tegal sambi''

Dalam perang obor yang berjumlah 40 orang ini di bagi menjadi empat bagian dan empat wilayah di perempatan yang berjarak  yaitu 100 m ke utara, 100 m ke timur, 100 m ke selatan dan 50 m ke barat.obor dalam perang ini terbuat dari gulungan atau bendelan 2 (dua) atau 3 (tiga) pelepah kelapa yang sudah kering dan bagian dalamnya diisi dengan daun pisang kering.

                        " pemain obor dan pelepah daun kelapa kering siap di mainkan "


perang obor ini ternyata bertujuan sebagai ritual tolak bala dan ucapan syukur masyarakat Tegalsambi atas panen yang melimpah.
Upacara ini didasarkan atas legenda Ki Gemblong yang dipercaya oleh Kyai Babadan untuk merawat dan menggembalakan ternaknya. Namun karena terlena dengan ikan dan udang di sungai, ternak tersebut terlupakan sehingga sakit atau mati. Kyai Babadan yang tidak terima dengan kelalaian Ki Gemblong, memukul Ki Gemblong dengan obor dari pelapah kelapa. Akibatnya ia menggunakan obor serupa untuk membela diri. Tanpa diduga, benturan kedua obor menyebarkan api di tumpukan jerami di sebelah kandang. Ternak yang awalnya sakit tiba-tiba menjadi sembuh. 
Kepercayaan terhadap api obor yang mampu mendatangkan kesehatan dan menolak bala inilah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan upacara Perang Obor
                                                       "   perang obor tegal sambi  "
                                              

Di perlukan keberanian tersendiri  untuk mengambil foto foto di sini, mengingat medan perang obor yang sempit dan biasanya jika perang sudah berlangsung dan api sudah berkobar ke mana mana para pemain ini sudah tidak mengenal lagi mana kawan mana kawan dan terlebih kadang penonton pun ikut kena percikan api, namun semua itu tidak usah di takutkan karena bagi pemain atau penonton yang kena luka bakar karena perang obor ini ibu kepala desa sudah mempunyai obatnya yaitu dengan berupa minyak kelapa murni buatan sendiri yang dipadukan dengan bunga layu yang dido’akan yang diambil dari Pundhen desa setempat. Setiap malam Jum’at warga datang membawa bunga ke pundhen yang kemudian didoakan bersama-sama , selanjutnya bunga layu tersebut dikumpulkan yang selanjutnya diramu dengan minyak kelapa murni dan di oles oleskan pada luka, beberapa hari kemudian luka itu akan mengering dan sembuh.

6 komentar:

  1. Waktu baca postingan ini di group CB, ga nyangka ada orang Jepara yg juga nyangkut di group itu. Salam kenal dari saya. Blogwalking yaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebelumnya trimakasih mb yg sudah mau berkunjung si sini dan mau meninggalkan pesan... salam kenal jg dr q.

      Hapus
  2. Permainan tradisional yg cukup menarik, namun kelihatannya juga cukup beresiko.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas.. namun semuanya itu sudah diangap biasa di sana,karena sebelum tradisi perang obor..sudah di lakukan ritual doa bersama...

      Hapus
  3. banyak yg kena luka bakar pas acara ini (cuma bisa liat di tipi) #jlebb



    http://sigembelpacker.blogspot.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya mas, namun semua itu sudah ada obatnya ramuan asli turun temurun dari leluhur..

      Hapus