Rasanya kurang lengkap apa bila kita sudah berada di gunung lawu kalau tidak mampir ke candi cetho.candi cetho sendiri berada bagian barat lereng gunung lawu tepatnya berada di dusun cetho, desa gumeng,kecamatan jenawi, kabupaten karanganyar ini memiliki panjang 190 m dan lebar 30 m di ketinggian sekitar 1496 m dari permukaan laut,atau yang berjarak 44 km dari arah timur kota solo.
.
"kurang lebih 200 m dari tulisan ini kita akan sampai di candi cetho "
Candi cetho dalam bahasa jawa cetho ( jelas ) merupakan candi bercorak agama hindu peninggalan pada masa akir kerajaan majapahit pada abad ke 15. sampai saat ini komplek candi cetho di gunakan oleh penduduk setempat yang beragama hindu sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat pertapaan bagi kalangan penganut agama asli jawa ( kejawen ).
Sekembalinya saya dari pos pendakian cemorosewu, siang itu setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dengan menggunakan motor meneruskan perjalanan pulang setelah melewati terminal tawangmangu lewat jalur karang pandan, setelah melewati jalur yang berkelok kelok dan melewati patung semar tidak jauh dari taman semar ada pertigaan ternyata mas budi membelokan motornya ke arah kanan melewati desa desa di kecamatan kemuning hingga aku sampai di jalur tanjakan tajam yang dimana di kanan kirinya terdapat perkebunan sayur dan perkebunan teh setelah melewati itu semua barulah saya tahu ternyata mas budi mengajaku ke wisata candi cetho. jalan pegunungan yang beraspal yang di mana di kanan kirinya membentang perkebunan sayur dan perkebunan teh ini menjadi pemandangan yang indah disaat perjalanan saya akan menuju ke candi cetho.struktur jalan pegunungan yang berliku- liku menanjak dan sempit membuat candi cetho ini hanya bisa di akses dengan kendaraat darat berupa motor dan mini bus.
"perkebunan teh yang hijau tumbuh di perbukitan "
"jalan perbukitan yang berliku liku "
"Dari sinilah kita bisa melihat cetho (jelas ) alam bagian barat dari candi cetho" Hanya dengan tiket masuk seharga rp 6.000,- per orang ini saya di temani mas budi melangkahkan kaki ke area gapura pintu masuk, sebelum masuk ke area candi keanehan pun terjadi kedatangan kami sudah di sambut dengan bau wangi dupa, padahal setelah di lihat lihat di area gapura masuk tak ada tanda tanda adanya di temukan bekas bekas dupa yang menyala. setelah mengucapkan kalimat salam dan kami masuk ke dalam area candi bau wangi dupa yang sebelumnya sudah menusuk hidung ini hilang begitu saja, seperti hembusan angin yang berlalu begitu saja.
Setelah melewati gerbang pintu masuk ternyata Candi Cetho memiliki sembilan tingkatan berundak.sebelum gapura besar berbentuk candi bentar kita akan mendapati dua pasang arca penjaga. tingkatan pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. tingkatan kedua masih merupakan halaman dan disini terdapat petilasan ki Ageng krincingwesi, leluhur masyarakat dusun cetho. di depan petilasan ki Ageng krincingwesi terlihat ada sesaji berupa segelas kopi, rokok dan bekas dupa yang habis menyala, mengetahui ini dalam benak saya pada waktu itu mungkinkah bau dupa yang menyambut kami saat baru permana datang itu berasal dari sini? kalau memang benar berarti kedatangan kami telah di sambut oleh leluhur masyarakat dusun cetho.tempat ini biasanya ramai di kunjungi pada hari libur, sabtu minggu, dan malam satu suro. selain wisatawan lokal ternyata wisatawan asing pun kerap ke sini.
Selanjutnya ketingkatan ke tiga terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura kura raksasa,surya majapahit (di duga sebagai lambang majapahit) dan simbol phallus (penis,alat kelamin laki laki)sepanjang dua meter di lengkapi dengan hiasan tindik (piercing) bertipe ampallang. kura kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia.terdapat penggambaran hewan hewan lain, seperti mimi, katak dan ketam.simbol simbol hewan yang ada, dapat di baca sebagai surya sengkala berangka tahun 1373 saka atau 1415 era moder.
" simbol phallus yang berarti penis alat kelamin laki laki "
Arca phallus (kelamin laki laki ) yang bersentuhan dengan arca berbentuk vagina (kelamin wanita ) arca ini di satukan dengan bentuk garuda.
Pada bagian selanjutnya dapat di temui jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah sudhamala, seperti yang terdapat di candi sukuh. kisah ini masih populer di kalangan masyarakat jawa sebagai dasar upacara ruwatan. dua aras berikutnya memuat bangunan bangunan pendapa yang mengapit jalan masuk ke candi.sampai saat ini pendapa pendapa tersebut di gunakan sebagai tempat perlangsungan upacara keagamaan
.
" pendapa yang saat ini masih di gunakan sebagai tempat keagamaan "
Pada tingkatan ke tujuh dapat di temui dua arca di sisi utara dan selatan. disisi utara merupakan arca sabdapalon dan di selatan nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya ke duanya satu orang ) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual sang Prabu Brawijaya v.
" Di dalam sinilah yang di mana di bagian kanan dan kiri terdapat arca sabdapalon dan nayagenggong "
" ketika saya bersama turis asing warga belanda "
pada tingkatan ke delapan terdapat arca phallus (di sebut kuntobimo ) di sisi utara dan arca sang prabu Brawijaya v dalam wujut mahadewa.pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat.
" arca phallus "
" arca Prabu Brawijaya v "
Pada tingkatan terakir sembilan adalah tingkatan tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa.di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.
Di sebelah atas bangunan candi cetho terdapat sebuah bangunan puri saras wati yang di mana arca dewi saras wati itu di datangkan dari daerah gianyar bali,dan di sebelahya puri saras wati terdapat bangunan kuno yang jaman majapahit di gunakan sebagai menyimpan benda pusaka namun saat ini sering di gunakan sebagai tempat permohonan doa.berdekatan dengan tempat permohonan doa tersebut masih ada sendang pundi sari yang saat sekarang dan yang pada masa lalu di gunakan sebagai tempat membersihkan diri sebelum melakukan ritual peribadahan .
" Puri Saras wati "
" Tempat permohonan doa"
" Sendang pundi sari "
Di dekat bangunan candi yang berjarak 300 m dengan menuruni lereng yang terjal di temukan lagi komplek bangunan candi yang oleh masyarakat sekitar di sebut sebagai candi kethek (candi kera).
postingan yang bagus
BalasHapus